February 20, 2012

Your Brain is Awesome!


Box of thinking (Kotak Pemikiran) adalah metode berpikir Variatif, Kritis, analitis, metodis dan sistematis terhadap sesuatu yang ada dan muncul. Metode ini berpaham bahwa segala sesuatu harus dipahami secara menyeluruh (Comprehensive) dan mendalam (Indeep), tidak cepat menghakimi seseorang atau sesuatu, tidak cepat pula untuk melabelkan sesuatu (stereotypisme) dan juga tidak untuk tergesa gesa untuk mengambil sebuah kesimpulan. Umumnya, metode ini dipakai dalam sebuah kondisi dimana sesorang harus berpikir cermat dan kritis dalam mengambil keputusan dan langkah pada berbagai macam alternative pilihan. Tidak cukup sampai disitu, metode ini sangatlah berperan dalam suatu diskusi kelompok dimana diperlukan pendapat pendapat dan pemikiran pemikiran kritis dalam menghadapi dan memberikan solusi dalam masalah. Metode ini meng-explore semua pemikiran dari segala sudut pandang, menjelajahi segala pemikiran dari perspektif yang berbeda serta menjelajahi segala pemikiran dari segala bentuk kondisi dan situasi. Quote yang paling terkenal dari metode ini adalah, tidak ada batas dimana sebuah pemikiran itu dibatasi, sebab Berpikir itu tidak ilegal!


Adapun 2 istilah yang dikenal dari metode ini: 
  1. Think inside the box 
  2. Think outside the box

Think inside the box
Pemahamannya cukup sederhana, berpikirlah dalam kotak. Jika sesuatu masalah dimunculkan, maka berpikirlah dengan cara menempatkan diri kita pada pemikiran orang umum. Kita akan seolah sudah memiliki satu jawaban dan tanggapan pasti mengenai sesuatu, dan itu yang merupakan jawaban dan tanggapan orang pada umumnya.

Contoh :
“Seekor ayam betina dikejar kejar oleh ayam jantan”
Kotaknya adalah orang pada umumnya orang akan berpikir jika seekor ayam betina dikejar ayam jantan tak lain dan tak bukan adalah untuk kawin. Dan dalam otak setiap orang pasti terbesit pemikiran seperti itu. Menempatkan pemikiran yang sama dengan mereka adalah contoh Thinking inside the box.

Thinking outside the box
Adalah berpikir untuk mencoba keluar dari kotak pemikiran umum, bahwa “Belum tentu” dan “Belum pasti” sesuatu itu terjadi hanya karena satu pemikiran umum. Untuk contoh kasus diatas, Seekor ayam betina dikejar oleh ayam jantan, tidak ada salahnya memang jika pemikiran umumnya adalah untuk kawin, tapi dengan mencoba berpikir keluar dari kotak, bahwa belum tentu si ayam jantan mengejar untuk kawin, bisa saja si ayam jantan dirampas makanannya oleh si betina, bisa pula si ayam betina mengganggu daerah territory ayam jantan, bisa pula ayam betina mengganggu istirahat ayam jantan dan bisa juga si ayam jantan terinfeksi virus tertentu dan bersikap untuk mengejar siapapun yang didepan matanya. Banyak contoh untuk berpikir diluar kotak, baik itu imajinatif maupun realistis, logis dan tidak logis. Tapi dengan memperhitungkan bahwa suatu konsepsi pemikiran itu dapat diterima atau tidak, dibenarkan atau tidak, dan disahihkan atau tidak, ada beberapa poin penting, yakni :
  • Logical – adalah pertimbangan bahwa sebuah konsepsi pemikiran diluar kotak haruslah logis dan dapat diterima akal sehat. Contoh : pemikiran bahwa Ayam jantan mengejar ayam betina karena ayam betina meminta untuk dikejar,adalah  sulit untuk dicerna oleh akal sehat manusia.
  • Relevance – adalah pertimbangan bahwa sebuah konsepsi pemikiran haruslah relevan dengan pokok masalah dan lined with the point. Contoh: sebuah pemikiran bahwa ayam jantan mengejar karena hari sedang diguyur hujan. Tidak ada relevansi antara hari diguyur hujan dan ayam jantan mengejar ayam betina. Sehingga pemikiran seperti sulit untuk diterima oleh kita secara umum.

Dengan memperhitungkan 2 poin di atas, orang akan cermat dan objektif untuk berpikir dan menerima pemikiran
orang lain.

Contoh kasus lain : “ 1+1 = …”
Satu ditambah dengan satu, umumnya (think inside the box) orang akan menjawab 2 (dua). Secara matematis, itu dibenarkan dan tidak salah. Namun jika kita berpikir untuk mencoba keluar dari kotak; bahwa ternyata Jawaban 2 itu memang benar, tapi ada jawaban lain pula yang benar. Mengapa demikian? Perhatikan contoh dibawah ini :

Contohnya, "1+1= 27"
Secara matematis itu salah, dan semua orangpun tahu akan hal itu. Namun dengan mengasumsikan pada kondisi orang sedang Shalat. Jika Shalat sendirian,  maka pahalanya ya 1(satu). Namun jika berjamaah sekalipun hanya dua orang, dimana satu Imam dan satunya adalah Makmum, maka pahalanya dilipat gandakan hingga 27 derajat. Therefore, it is logically true that 1+1=27

Atau bisa saja : "1+1= {2,3,4,5}"
Mathematically, ini salah. Namun jika kita mengasumsikan pada sebuah keluarga yang harmonis, dimana terdapat suami, istri dan beberapa anak. Saat tahun pertama menikah, pasangannya belum mempunyai anak, maka dapat di notasikan 1+1=2 , kemudian memiliki 1 anak, dan dinotasikan 1+1= 3, dan terus dimana kondisi ada pasangan suami istri yang telah memiliki 3 anak. Dan hal itu dapat dinotasikan 1+1 = 5. Secara logis, ini dibenarkan


Manfaat dan Tips
Maka bukan sebuah kerugian jika kita mencoba untuk berpikir keluar dari kotak, kita seakan memposisikan diri kita pada sudut pandang yang berbeda, kita dapat menjelajahi pemikiran lain yang ekstrim tapi logis, dengan berbagai perspektif dan kondisi dan situasi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memulai berpikir dengan metode In-Out Box atau Box of thinking :

  1. Know your box is (Kenali kotak anda) 
  2. Build your outside points (bangun titik titik pemikiran diluar kotak). Adalah proses mencari, menjelajahi, dan mengetahui hal hal yang diluar kotak yang logically dan relevan, proses terbaik untuk membangun titik titik ini adalah “Usage of 5W+1H”, menggunakan kata Tanya dan kalimat Tanya untuk semua kemungkinan kondisi yang terjadi. dan berusaha menjawab pertanyaan pertanyaan itu sendiri. 
  3. Combine your points (Kombinasikan titik titik itu). Dari titik titik dan poin poin diluar kotak yang telah dibangun, kombinasikanlah titik titik itu menjadi sebuah “Package of your personal thinking”. Hal ini membantu kita dalam membentuk sebuah konsepsi pemikiran yang logis, sistematis, analitis dan acceptable.
  4.  Lined it to Centre points (Hubungkan ke titik masalah). Adalah tanggung jawab kita untuk dapat menjelaskan bahwa konsep pemikiran diluar kotak kita punya relevansi kuat dengan titik permasalahan.

“Berpikir kritis itu bukan kerugian, anda seakan dapat menempatkan diri pada perspektif dunia, dimana semua orang memiliki kompleksitas pemikiran yang berbeda beda, dan anda dituntut untuk lebih variatif dalam berpikir, bukan untuk pamor dan nama, tapi untuk aktualisasi diri dan memperkaya pengetahuan dan kemampuan berpikir dalam otak anda. So, Think out of the box!” – Wann Tuankotta

No comments:

Post a Comment